Jawaban Problem No. 11
J. M. Rice
BCPS Ring Tourney 1959
1st Hon Mention
Putih jalan mat dalam 2 langkah
Langkah kunci: 1. Ge6 tempo (zugzwang)
1. ... Md2 pindah 2. Bg4+ mat (A)
1. ... Mf4 2. Bd5+ mat (B)
1. ... Gb4 pindah 2. Bd5+ mat (B)
1. ... Gd6 2. Bg4+ mat (A)
1. ... Kg2 pindah 2. Mh4+ mat
Dalam problem ini juga terjadi saling pertukaran mat, yaitu pada langkah-langkah mat putih terhadap pasangan varian 1-2 dan 3-4.
Pada varian 1, kalau Md2 dipindahkan, berarti melepaskan ikatan Bd4 sehingga putih membuat mat dengan 2. Bg4+ (A). Jadi pada varian 2, Md2 berusaha mencegahnya dengan langkah koreksi ke f4. Akan tetapi sayang sekali 1. ... Mf4 ini menimbulkan kelemahan baru berupa blokade, sehingga sekarang putih dapat membuat mat dengan 2. Bd5+ (B). Sedangkan dalam varian tiga kalau Gb4 yang dipindahkan ke mana saja, berarti membuka garis penjagaan Ba4, sehingga putih dapat membuat mat dengan B (2. Bd5+) sambil masih tetap diikat oleh Md2. Kemudian Gb4 ini berusaha mencegahnya dengan langkah koreksi 1. ... Gd6, tetapi ini juga menimbulkan kelemahan baru berupa pembukaan ikatan, sehingga Bd4 sekarang bebas dan dapat membuat mat dengan A. (2. Bg4+)
Jadi tema yang dipergunakan adalah 2 pasang koreksi digabung dengan mat yang saling bertukar antara pasangan varian 1-2 dan 3-4. Sehingga tema dari problem ini disebut reciprocal correction.
Jawaban Problem No. 12
Hidayat Maruta
Seksi B1 WCCT FIDE, 1972-73
Hadiah 1
Putih jalan mat dalam 3 langkah
Set play:
1. ... Gf5 (a) 2. f7+ (A) Gf6 3. Bxe3+ mat (B)
1. ... Bf5 (b) 2. Bxe3 (B) Gxe3 3. f7+ mat (A)
Langkah kunci:
1. Mg4 ancam 2. Kd7+ Rd6 3. Gf8+ mat
1. ... Gf5 (a) 2. Bxe3 (B) Gxe3 3. f7+ mat (A)
1. ... Bf5 (b) 2. f7+ (A) Gf6 3. Bxe3+ mat (B)
Kalau kita perhatikan dalam set play (sebelum langkah kunci), ternyatalah saling pertukaran mat sudah terjadi di antara kedua variannya, yaitu: 1. ... Gf5 (a) 2. f7+ (A), tidak dapat 2. Bxe3? sebab bisa digagalkan dengan 2. ... Ge4! 3. Kg6+ Rxe6! Setelah 2. ... Gf6, maka Gf5 menjadi terikat oleh Mh5, sehingga bisa dibuat mat dengan 3. Bxe3+ (B).
Pada varian 2 dalam set play, 1. ... Bf5 2. Bxe3+ (B) dan tidak dapat 2. A, sebab bisa digagalkan dengan 2. ... Bf6! 3. Kf3+ Re4! Setelah 2. ... Gxe3, maka Bf5 menjadi terikat oleh Mh5, sehingga bisa dibuat mat dengan 3. A.
Jadi dalam set play ini, terjadi saling pertukaran mat antara langkah kedua dan ketiga dari putih. (dalam varian pertama, 1. ... a 2. A 3. B, menjadi 1, ... b 2. B 3. A dalam varian 2).
Sekarang mari kita perhatikan apa yang terjadi setelah langkah kuncinya 1. Mg4. Varian 1. ... Gf5 2. Bxe3! (sebab tidak dapat lagi dengan 2. f7? Gf6 3. Bxe3 Ge4). Setelah 2. ... Gxe3, maka putih membuat mat dengan 3. f7+ kalau 2. ... Ge4 maka petak e6 menjadi terjaga oleh Mg4, sehingga putih dapat membuat mat dengan 3. Kg6+.
Sedang pada varian kedua, 1. ... Bf5 2. f7+! (sebab tidak dapat 2. Bxe3+? Gxe3! 3. f7+? Bf6!) setelah 2. ... Gf6, maka putih membuat mat dengan 3. Bxe3+. Kalau 2. ... Bf6, maka Bf6 menjadi terikat oleh Gg7, dan petak e3 terjadi oleh Mg4, maka putih dapat membuat mat dengan Kf3+.
Ternyatalah bahwa dalam jawabannya setelah langkah kunci, juga terjadi lagi saling pertukaran mat antara langkah kedua dan ketiga dari putih. Tetapi yang lebih indah lagi adalah langkah-langkah mat itu merupakan kebalikan dari apa yang terjadi dalam set play! Jadi kalau dalam set play 1. ... a 2. A 3. B dan 1. ... b 2. B 3. A, maka dalam jawabannya setelah langkah kunci menjadi 1. ... a 2. B 3. A dan 1. ... b 2. A 3. B. Dan tema dari problem ini disebut Tema Tura, yang digabung dengan tema Grimshaw pada petak f5.
Memang tepat kalau problem yang luar biasa ini dinyatakan sebagai pemenang pada perlombaan komposisi problem catur antar negara (World Chess Problem Team Match), yang diselenggarakan oleh FIDE Seksi Problem Catur. Dan problem ini adalah hasil karya seorang komponis Indonesia yang mengikuti kejuaraan tersebut. Meskipun secara beregu kita belum berhasil masuk ke dalam 10 besar, akan tetapi problem ini sebagai salah satu pesertanya telah berhasil keluar sebagai juara pertama di seksinya. Dan kemenangan besar ini telah membuktikan akan kemampuan kita dalam dunia Problem Catur Internasional.
Sebenarnya kelemahan kita hanya terletak pada langkanya komponnis-komponis Problem Catur yang ada di Indonesia. Sehingga kita tidak dapat keluar secara full team, yang berakibat banyak seksi yang tidak diikuti, jadi akhirnya kalah dalam hal pengumpulan angka secara beregu.
Terlalu sedikitnya peminat Problem Catur di negara kita ini disebabkan di samping memang tidak adanya pembinaan juga ketiadaan pustaka mengenai Problem Catur. Di bawah ini adalah problem-problem untuk dicari sendiri jawabannya.
Problem No. 13
L. Lacny
Tournoi comite tcheque pour la Culture et les sports 1954
Hadiah I
Putih jalan mat dalam 2 langkah
Problem No. 14
V. Timonin
Shakhmaty 1966
Hadiah III
Putih jalan mat dalam 3 langkah
Catatan: Tulisan ini pertaka kali diterbitkan dalam Majalah Mutiara, Edisi 234
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.