Friday, December 18, 2015

[PROBLEM CATUR] Petak-petak Fokal

Oleh Yanuarta S.

Jawaban Problem No. 19

A. Servais
Volksgazet 1954


Putih jalan mat dalam 2 langkah

Langkah kunci: 1. Mb5 tempo
1. ... Bc1/c2 2. Mxd3+ mat
1. ... Ba3/b3 2. Mc4+ mat
1. ... Bg7 lajur g 2. Mxd7+ mat
1. ... Bg7 baris 7 2. Gxg2+ mat
1. ... Gc1/f4-h6 2. Kxc3+ mat
1. ... Ge1/e3+ 2. Ke3+ mat
1. ... Gc8/c6 2. M(x)c6+ mat
1. ... Gxb5/e8 2. Gxe6+ mat

Kalau dilihat dari varian-variannya, maka problem ini tidaklah menarik, karena memang tujuannya bukan pada strategi yang ditimbulkan, akan tetapi untuk mendapatkan sebanyak mungkin titik fokal. Yang dimaksud dengan titik fokal ini adalah petak-petak c4 dan d3 yang dijaga oleh Bc3, petak-petak d7 dan g2 yang dijaga oleh Bg7, petak-petak c3 dan e3 oleh Gd2, serta c6 dan e6 oleh Gd7.

Jadi di sini ada 4 pasang petak fokal yang masing-masing difokuskan oleh keempat buah hitam dengan dua arah yang berbeda, dan seetiap gerakan dari buah hitam akan menyebabkan mat di salah satu petak fokalnya. Jadi tema dari problem ini adalah tema Fokal.

Dari problem ini, dapat dipelajari cara mencegah dual yaitu kalau 1. ... Bc4 2. Mxc4+ mat dan tidak dapat 2. Mxd3+?? demikian pula bila 1. ... Ge3+ 2. Kxe3+ mat dan tidak dapat 2. Kxc3+?? sedangkan kalau 1. ... Gc6 2. Mxc6+ mat dan tidak dapat 2. Gxe6+?? Jadi sini letak dari masing-masing buah diperhitungkan agar supaya dapat dipergunakan sebagai pencegah dual, seperti letak Raja putih di g1.

Akan tetapi sayang sekali meskpun demikian, masih terdapat juga sebuah dual, yaitu kalau 1. ... Gg5, bisa dibuat mat dengan 2. Kxc3+ mat dan 2. Gxg2+ mat. Inilah yang dimaksud dengan cacat dalam suatu problem, yang sedapat mungkin harus dihilangkan.


Jawaban Problem No. 20

A. Kalinin
SAHS 1962
Hadiah I


Putih jalan mat dalam 3 langkah


Langkah kunci: 1. Ge1 ancam 2. Ma8+ mat
1. ... Mf8 2. Ma3 Md8/Me7 3. Mxd6+/Ma8+ mat
1. ... Mg8 2. Ma2 Mh8/Mxf7 3. Mg2+/Ma8+ mat
1. ... Mh8 2. Gf2 Mb8/Mg7 3. Mxd4+/Ma8+ mat

Problem ini juga menggunakan tema fokal yang terjadi pada langkah keduanya, yang diakibatkan oleh langkah-langkah Menteri hitam yang tidak menguntungkan. Untuk mencegah ancaman putih, Menteri hitam harus ke f8, g8, atau h8. Perhatikan varian 1. Dengan diletakannya Menteri di petak f8, maka putih bisa menciptakan titik-titik fokal di d6 dan a8. Demikian pula pada varian 2. Setelah Menteri berada di g8, maka putih menciptakan titik-titik fokal di g2 dan a8. Sedangkan pada varian 3, setelah Menteri berada di h8, putih menciptakan titik fokalnya di petak d4 dan a8. Akibatnya karena tempo setelah langkah kedua dari puthi, kemanapun Menteri hitam melangkah, dapat dibuat mat di salah satu petak fokalnya.

Sayang sekali problem ini pun mempunyai cacat kecil yang tak dapat dihindari, yaitu fungsi Kh1 ternyata hanyalah sebagai pencegah dual saja. Sebab tanpa Kh1, putih tetap bisa membuat mat seperti yang direncanakan, hanya saja lalu terdapat dual, yaitu setelah 1. ... Mg8 2. Ma2 atau dapat juga 2. Gh4 dengan menciptakan titik fokal di h1 dan a8, sedangkan kalau 1. ... Mh8 2. Gf2 atau 2. Gg3 dengan titik fokal di h1 dan a8. Dalam hal ini maka Kh1 adalah tidak ekonomis, yang dipergunakan karena terpaksa untuk menghindari cacat yang lebih besar, sebab memang sudah tidak ada jalan lain seperti menggantinya dengan bidak atau buah-buah hitam.

Dalam problem catur, unsur ekonomis ini memegang peranan penting, sehingga selalu diusahakan kalau mungkin untuk mengganti fungsi perwira yang tinggi tingkatannya dengan yang lebih rendah atau bahkan kalau mungkin dengan bidak-bidak saja. Juga kalau memungkinkan diusahakan agar buah putih diganti dengan buah hitam.

Kalau terpaksa dipergunakan perwira, haruslah diusahakan agar supaya mempunyai fungsi ganda, jangan sampai hanya berfungsi tunggal saja, sebab makin banyak fuungsi setiap buah catur, makin ekonomis buah tersebut.


Problem No. 21

S. Selder
Probleemblaad 1965
Hadiah III


Putih jalan mat dalam 2 langkah


Problem No. 22

P. F. Copping
BCPS Tourney 1962
Hadiah II


Putih jalan mat dalam 3 langkah

Catatan: Artikel ini pertama kali diterbitkan di Majalah Mutiara, No. 242, tanggal 13 Mei - 26 Mei 1981.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.